Tak Ada Rumah Thobias Sekeluarga tingal di Bawah Pohon Pisang
Akibat rumah milikya rubuh seorang warga RT.01.RW.01 Desa Oelasin
kecamatan Rote Barat Daya Thobias Messakh (76) bersama istrinya
Selfiana Messakh-Tlenoen (50) dan anaknya Yance Messakh (13). Kabupaten
Rote Ndao tingal di pohon pisang, selama tiga bulan
Menurut Thobias saat ditemui media ini di kediamanya,Minggu (27/10) mengatakan awalnya mereka tinggal di sebuah rumah yang dibangun-nya puluhan tahun silam namun akibat termakan usia rumah tempat mereka berlindung telah rubuh sejak tiga bulan lalu.
Setelah rumah milikya rubuh, thobias bersama istri dan anaknya memilih tinggal di beberapa rumpun pohon pisang dengan bangunan alakadarnya, karena tidak memiliki cukup biaya untuk membangun rumah baru.
Selain tidak memiliki biaya Thobias juga tidak sanggup membangun rumahnya akibat usianya tergolong senja dan mengalami penyakit lumpuk sejak tujuh tahun lalu dan baru disembuhkan saat mengikuti KKR penyembuhan ilahi oleh Pdt. Yosafat beberapa waktu lalu di Lapangan Bolakaki Ba'a
Ketika ditanya apakah ada bantuan dari pemerintah, dirinya mengatakan sebulan yang lalu kepala Desa Oelasin memberikan bantuan dari Dinas Sosial Kabupaten Rote Ndao berupa 50 Lembar seng, dan 5 zak semen, namun terbentur dengan tidak adanya biaya untuk membayar tukang sehingga ia tidak bisa bekerja sebagaimana mestinya,
Selain itu Thobias merasa terharu dengan keluarga dari Istrinya Selfiana Messakh-Tlenoen (50) di Ba’a yang bergabung dalam keluarga Besar TAFENPAH etnis Timor di Rote Ndao yang diketuai Agus Ukat yang telah secara sukarela datang membantu membangun sebuah bangunan parmanen dengan ukuran 5 X 7 meter persegi, Minggu (27/10) belum lama ini.
Agus Ukat yang ditemui di Oelasin mengatakan pihaknya akan melakukan gerakan itu secara rutin setiap hari miggu hingga bangunan milik keluarga Messakh selesai dibangun sebelum musim hujan tiba,
"Kita akan terus melakukan kegiatan ini setiap hari minggu sampai jadi rumahnya, tambah Agus.
Menurut Thobias saat ditemui media ini di kediamanya,Minggu (27/10) mengatakan awalnya mereka tinggal di sebuah rumah yang dibangun-nya puluhan tahun silam namun akibat termakan usia rumah tempat mereka berlindung telah rubuh sejak tiga bulan lalu.
Setelah rumah milikya rubuh, thobias bersama istri dan anaknya memilih tinggal di beberapa rumpun pohon pisang dengan bangunan alakadarnya, karena tidak memiliki cukup biaya untuk membangun rumah baru.
Selain tidak memiliki biaya Thobias juga tidak sanggup membangun rumahnya akibat usianya tergolong senja dan mengalami penyakit lumpuk sejak tujuh tahun lalu dan baru disembuhkan saat mengikuti KKR penyembuhan ilahi oleh Pdt. Yosafat beberapa waktu lalu di Lapangan Bolakaki Ba'a
Ketika ditanya apakah ada bantuan dari pemerintah, dirinya mengatakan sebulan yang lalu kepala Desa Oelasin memberikan bantuan dari Dinas Sosial Kabupaten Rote Ndao berupa 50 Lembar seng, dan 5 zak semen, namun terbentur dengan tidak adanya biaya untuk membayar tukang sehingga ia tidak bisa bekerja sebagaimana mestinya,
Selain itu Thobias merasa terharu dengan keluarga dari Istrinya Selfiana Messakh-Tlenoen (50) di Ba’a yang bergabung dalam keluarga Besar TAFENPAH etnis Timor di Rote Ndao yang diketuai Agus Ukat yang telah secara sukarela datang membantu membangun sebuah bangunan parmanen dengan ukuran 5 X 7 meter persegi, Minggu (27/10) belum lama ini.
Agus Ukat yang ditemui di Oelasin mengatakan pihaknya akan melakukan gerakan itu secara rutin setiap hari miggu hingga bangunan milik keluarga Messakh selesai dibangun sebelum musim hujan tiba,
"Kita akan terus melakukan kegiatan ini setiap hari minggu sampai jadi rumahnya, tambah Agus.
0 komentar: